Search disini ;)

Loading

Rabu, 15 Januari 2014

Tugas UAS Excel

Disini saya memposting tugas akhir semester mata kuliah komputer saya, untuk mendapatkan nya bisa download disini

Sabtu, 11 Januari 2014

KIAT SEDERHANA TANGKAL RADIKAL BEBAS

Dalam dua dasawarsa terakhir, pemahaman mengenai mekanisme gangguan kesehatan berkembang, terutama yang berhubungan dengan penyakit degeneratif.  Maka pemahaman seputar radikal bebas dan antioksidan pun berkembang lebih luas.
Proses metabolisme tubuh selalu diiringi pembentukan radikal bebas, yakni molekul-molekul yang sangat reaktif.  Molekul-molekul tersebut memasuki sel dan “meloncat-loncat” di dalamnya.  Mencari, lalu “mencuri” satu elektron dari molekul lain untuk dijadikan pasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada hakikatnya adalah suatu kejadian normal, bahkan terbentuk secara kontinyu karena dibutuhkan untuk proses tertentu, di antaranya oksidasi lipida.
Tanpa produksi radikal bebas, kehidupan tidaklah mungkin terjadi.  Radikal bebas berperan penting pada ketahanan terhadap jasad renik.  Dalam hati dibentuk radikal bebas secara enzimatis dengan maksud memanfaatkan toksisitasnya untuk merombak obat-obatan dan zat-zat asing yang beracun.
Namun pembentukan radikal bebas yang berlebihan malah menjadi bumerang bagi sel tubuh, karena sifatnya yang aktif mencari satu elektron untuk dijadikan pasangan.  Dalam pencariannya, membran sel dijebol dan inti sel dicederai.  Aksi ini dapat mempercepat proses penuaan jaringan, cacat DNA serta pembentukan sel-sel tumor. Radikal bebas juga “dituding” dalam proses pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Tubuh memerlukan bala bantuan untuk mengendalikan jumlah radikal bebas yang melampaui kebutuhan itu, yaitu antioksidan yang sebenarnya sudah terbentuk secara alamiah oleh tubuh.  Berdasarkan sifatnya, antioksidan mudah dioksidasi (menyerahkan elektron), sehingga radikal bebas tak lagi aktif mencari pasangan elektronnya.
Unsur antioksidan yang terpenting adalah yang berasal dari vitamin C, E dan A serta enzim alamiah. Demi memenuhi tuntunan itu, berbagai upaya dilakukan, misalnya dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur yang kaya akan vitamin dan mineral tertentu.  Ada pula yang menempuh cara lebih praktis, yaitu mengonsumsi suplemen, baik yang berbahan dasar alami maupun yang sintetis.
Belum banyak yang memahami benar seberapa banyak kebutuhan tubuh kita akan vitamin A, C dan E yang dikelompokkan sebagai antioksidan.  Sebagai contoh masih terdapat perbedaan pendapat tentang dosis Vitamin C yang perlu dikonsumsi setiap hari.  Sebagian pakar merekomendasikan cukup 60–70 mg, dengan alasan cukup untuk kebutuhan setiap hari.  Jika mengonsumsi berlebih akan terbuang dalam urin. Sedangkan yang lain menganjurkannya 500–1.000 mg agar Vitamin C bukan sekedar memenuhi kebutuhan tubuh untuk stimulasi proses metabolisme, tetapi benar-benar dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Beberapa pakar nutrisi berpendapat, bahwa kecukupan antioksidan dapat diperoleh dengan cara  menjaga pola makan bergizi seimbang. Namun, pada kenyatannya tidak banyak yang dapat melakukannya setiap hari.  Sebagai contoh, bagi kalangan berpendapatan kelas menengah-bawah buah-buahan yang dijual pada umumnya relatif mahal, sehingga kebutuhan akan vitamin yang tergolong anti oksidan menjadi berkurang.  Mereka berpendapat dapat digantikan dengan suplemen yang lebih murah. Namun keunggulan suplemen ini tetap kalah jika dibandingkan dengan makanan alami, karena pada yang alami terdapat vito chemicals, yaitu sekumpulan bahan-bahan kimia yang mempunyai fungsi belum diketahui secara rinci.
Ada pula yang berpendapat, dalam mengonsumsi suplemen, mengambil dosis yang moderat, artinya tidak menggunakan vitamin dengan dosis terlalu tinggi, contohnya 500 mg Vitamin C setiap hari.  Penggunaan dosis tinggi dianggap tidak baik bagi kesehatan, apalagi digunakan dalam jangka panjang. “Beberapa studi menunjukkan, dosis terlalu tinggi mengubah sifat antioksidan menjadi prooksidan,” peringatan dr Benny Soegianto, MPH. (alm) dalam sebuah wawancara dengan reporter majalah kesehatan tujuh tahun silam.  Kendatipun demikian sampai saat ini masih banyak konsumen yang tergoda untuk rutin memakai dosis tinggi karena terbuai janji khasiatnya sebagai penghambat proses penuaan.
Tubuh kita sendiri, lanjut dr Benny seringkali mampu memberikan sinyal kekurangan vitamin tertentu.  Sebagai contoh, jika Vitamin B dan C dalam kurun waktu tertentu tidak cukup dikonsumsi dan tubuh sedang bekerja keras, maka akan timbul sariawan dan tubuh akan terasa pegal.  Oleh karenanya kecukupan kedua macam vitamin tersebut perlu dijaga dengan cara–suka tidak suka- mengonsumsi buah segar setiap hari dalam porsi yang memadai.

Selasa, 31 Desember 2013

Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di Lubuk Buaya Padang


Status gizi anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Tiga faktor utama yang mempengaruhi status gizi anak yaitu aspek konsumsi, kesehatan anak, dan pengasuhan psikososial.  Menurut Santoso dan Ranti (1995), anak balita lebih rentan menderita penyakit infeksi karena sudah mulai bergerak aktif untuk bermain, sehingga sangat mudah terkontaminasi oleh kotoran. Pudjiadi (2000) juga men jelaskan bahwa anak usia 2 - 5 tahun sudah mulai memiliki kebiasaan membeli makanan jajanan yang belum tentu terjaga kebersihannya, baik dalam pengolahan maupun penyajiannya, sehingga sangat mudah terkontaminasi oleh kuman yang bisa menyebabkan diare.

Sebagian besar balita memiliki status gizi baik (84,1%) dan masih ditemukan balita gizi kurang sebanyak 13,8% serta gizi buruk 2,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase balita gizi kurang. Sebagian besar anak yang menderita diare mengalami demam (70,3%) dan penurunan nafsu makan (81,1%). Demam timbul sebagai
respon tubuh saat terjadinya proses inflamasi akibat infeksi dan penurunan nafsu makan atau  asupan makanan terjadi sejalan dengan tingkat keparahan infeksi. Semakin parah infeksi yang terjadi maka penurunan asupan makanan akan semakin besar. 

untuk lebih tau selengkapnya download disini

Selasa, 24 Desember 2013

Iron-Deficiency Anemia and Weight at Birth, Length of Gestation and Perinatal Mortality?

An extensive literature review was conducted to identify whether iron deficiency, iron-deficiency
anemia and anemia from any cause are causally related to low birth weight, preterm birth or perinatal mortality.
As part of a critical review process to examine the importance of iron deficiency and iron-deficiency anemia and anemia in public health, this review was undertaken to determine whether these conditions in pregnant women cause low birth weight (LBW) or perinatal mortality. Because LBW (,2.5 kg at birth) infants include both those who are preterm (,37 wk gestational age) and those who are small for their gestational age, the distinction between preterm and fetal growth retardation
was maintained where the data permitted.
For the intervention studies to demonstrate a causal relationship between correction of maternal anemia and an increase in birth weight, a number of conditions must be met. For the purpose of this review, these factors fall into three broad categories, i.e., those that eliminate confounding and bias, those that permit one to attribute the effect observed to
the elimination of anemia, iron deficiency or both, and those that eliminate false-negative findings.
Consideration should be given to lowering the hemoglobin cut-off value for anemia during pregnancy because optimal birth outcomes may be achieved at hemoglobin values in the range currently designated as anemic. Although there may be other reasons to offer women supplemental iron during pregnancy, the currently available evidence from studies with designs appropriate to establish a causal relationship is insufficient to support or reject this practice for the specific purposes of raising birth weight or lowering the rate of preterm birth.
Untuk melihat selengkapnya Download disini

Anemia




Suatu keadaan dimana hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Zat ini di buat di dalam sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi baik karena sel darah merah banyak mengandung hemoglobin maunpun sel darah merah yang tidak cukup.
Kurang darah berbeda dengan tekanan darah rendah. Klasifikasi anemia ada 4 yaitu :
·         Anemia defisiensi
·         Anemia aplastik
·         Anemia hemoragik
·         Anemia hemolitik
Dalam tubuh, zat besi sebagian besar terdapatdalam darah sebagai bagian dari protein yang bernama hemoglobin dan mioglobin. Ada 2 jenis zat besi yang berbeda dalam
makanan, yaitu zat besi yang berasal dari Hem dan Non Hem.
1.      Zat Besi Hem
Merupakan penyusun Hemoglobin danMioglobin. Terkandung dalam : daging,
ikan, unggas serta hasil olahan darah.

2.      Zat Besi Non Hem
Terkandung dalam makanan nabati: sayur-sayuran yang berwarna hijau tua

Zat aktif yang memacu(enchancers) penyerapan zat besi

• Vitamin C,
• asam sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga, jeruk, apel, nanas)
• asam malat dan asam tartarat (wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu kuning(waluh)
• asam amino cistein (daging sapi, kambing, babi, ayam, hati, ikan)

Upaya penanggulangan gizi besi adalah sebagai berikut :
1. Suplementasi
2. Fortifikasi
3. Membatasi pembuangan zat besi dari tubuh secara patologis
4. Penyuluhan
Untuk mendapatkan naskah aslinya silahkan Download disini

Senin, 02 Desember 2013



LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
PEMILIHAN IKAN DAN PERAIRAN LAINNYA SERTA HASIL OLAH BERDASARKAN STANDAR MUTU
“ IKAN DAN HASIL PERAIRAN LAINNYA ’’

profile_F0D18E0E-ED66-47F1-BFAD-B325AB249C80

Oleh :
GOLONGAN 11
KELAS 1B
1.     FRISTA PUTRI MAIRILLA          (132110160)
2.     MUHARLIKA ELSA PUTRI         (132110168)
3.    SRI ELSI JUNIZAR                      (132110179)




KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG
2013



LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
Judul                            : Pemilihan ikan dan hasil perairan lainnya berdasarkan hasil olahannya berdasarkan standar mutu
Topik                           : Ikan dan hasil perairan
Praktek ke / gol           : 4 / 11
Hari / tanggal                         : selasa / 19 November 2013
Tujuan                         :
·         Menetukan persamaan dan perbedaan jenis ikan dan hasil perairan berdasarkan ciri yang ada
·         Menentukan persamaan dan perbedaan hasil ikan dan hasil perairan berdasarkan ciri yang ada
·         Menentukan mutu ikan dan hasil perairan
Tinjauan pustaka         :
Bahan                          :
1.      Ikan gurami
2.      Kepiting
3.      Ikan tongkol
4.      Ikan tenggiri
5.      Udang
6.      Ikan mujair
7.      Sarden
8.      Ikan asin
9.      Ikan mas
10.  Cumi –cumi
11.  Kerang
12.  Ikan nila
Alat                              :
·         Tabung reaksi
·         Gabus
·         Kawat
·         Pipet tetes
·         Karet penghisap
·         Cawan petri
·         Gelas kimia
·         Blender
·         Penangas air
·         Kertas lakmus merah
·         Kertas saring
Prosedur pratikum      :
1.      Catat cirri masing-masing dilihat dari berat, warna, bau, kulit, sisik, sirip, insang dan mata serta mandingkan dengan cirri ikan segar

2.      Catat perbedaan
Ikan gurami : ikan mas : ikan mujair
Ikan tongko : ikan tenggiri

3.      Bersihkan dan catat berta yang dapat dimakan.

4.      Lakukan uji eber
Bahan :
-          Reagen Eber (campur HCL pekat : alcohol 90% : ether = 1: 1: 1)
Alat : tabung reaksi, penyumbat gabus, kawat, pipet 5ml, karet penghisap
Cara kerja :
Buat larutan Eeber yang terdiri dari campuran HCL pekat, alcohol 90% dan eter dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Isi tabung reaksi dengan larutan Eber sebanyak 3-5 ml. iriss daging kira-kira sebesar kacang tanah dan tusukan pada ujung kawat dan pada ujung kawat yang lainnya tusukan pada penyumbat gabus. Masukan daging ikan yang sudah di tusuk ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Eber dan ujung kawat lain dengan penyumbat gabus di tutupkan pada mulut tabunng. Terbentunya gas berwarnaputih didalam tabung menunjukan adanya gas NH3 hasil pembusukan (bila ada gas beri tanda ( + )

5.      Kriteria Penilaian Kesegara Ikan
No
Warna
Cerah
Agak pudar
Pudar
Pucat/putih
1
Mata
Mata jernih, cembung
Warna gelap, cembung
Warna keputihan
putih
2
Kulit
Sedikit berlendie
Berlendir
Berlendir
Berlendir banyak
3
Tekstur
Kenyal
Kehilangan sifat kenyal
Lunak
Lunak
4
Sisik
Melekat kuat
Agak mudah lepas
Mudah lepas
Mudah lepas
5
Insang
Merah cerah
Agak pudar
Pudar
Putih
6
Aroma
Khas (segar)
Netral
Bau asam
Busuk
7
Mutu
1
2
3
4

6.      Lakukan uji postma
Bahan kimia : MgO
Alat :
Cawan petri diameter 100 mm, gelas kimia 250 ml, blender, penangas air, kertas lakmus merah dan kertas saring
Cara kerja :
Hancurkan daging ikan dalam blender dengan menambahkan air 10 kali berat ikan, kemudakan saring. Tempelkan kertas lakmus merah pada bagian dalam tutup cawan petri. Letakkan cawan petri bagian bawah dalam penangas air bersuhu 50-60’C. masukkan 10 ml fitrat ke dalam cawan petri dann tambahkan MgO 0, gr dan cawan segera ditutup. Jika terjadi perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru menandakan adanya gas NH3 hasil pembusukan (bila berubah warna beri tanda +).

7.      Lakukan uji H2S
Bahan kimia : larutan Pb asetat 10%
Alat : cawan petri, kertas saring dan pipet tetes
Cara kerja : iris daging sebesar kacang tanah dan letakkan pada cawan petri. Daging ikan di tutup dengan kertas dan ditetesi dengan larutan Pb asetat 10%. Cawan petri ditutup dengan sedikit terbuka. Terbentuknya warna coklat pada bekas tetesan Pb asetat menunjukan adanya gasH2S hasil pembusukan (bila timbul warna coklat beri tanda +)

Cara Kerja                   :
1.      Catat ciri masing – masing dilihat dari berat, warna, bau, kulit, sisi, sirip, insang dan mata dan bandingkan dengan ciri ikan segar
No
Nama Ikan
Berat
Warna
Bau
Kulit
Sisik
Sirip
Insang
Mata
1.
Cumi – cumi
25 gr
Putih agak kemerahan
Amis
Berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih  cembung
2.
Ikan Asin
75 gr
Abu coklat putih
Tidak berbau asam
Tidak berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Tidak ada
Tidak berlendir
3.
Ikan Tenggiri
40 gr
Abu abu
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Susah lepas
Merah cerah
Gelap cembung
4.
Kerang
25 gr
Coklat kekuningan
Amis
Tidak berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak jernih
5.
Udang
10 gr
Orange keputihan
amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Cembung
6.
Ikan Nila
80 gr
Abu abu
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat Kuat
Merah cerah
Jernih cembung
7.
Ikan Mas
180 gr
Orange
Amis
Banyak lendir
Melekat kuat
Melekat  Kuat
Merah cerah
Jernih cembung
8.
Kepiting
120 gr
Hitam
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Gelap cembung
9.
Ikan Tongkol
55 gr
Pucat
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Melekat kuat
Merah cerah
Jernih Cembung
10.
Ikan Gurame
75 gr
Merah
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Merah  cerah
Ada
11.
Sarden
20 gr
Hitam pucat putih
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
12
Ikan Mujair
40 gr
Hitam kekuningan
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Merah cerah
Jernih cembung


        
Cumi – Cumi                                                   Ikan Asin

                                                                       

     
Ikan Tenggiri                                                   Kerang

                                                           
                                 Udang                                                 Ikan Nila

                       Kepiting                                                          Ikan Tongkol



           
Ikan Gurami                                                    ikan Mujair
                        Sarden                         Ikan Mas
Cumi-cumi
Ikan asin
Ikan tenggiri
Kerang
Ikan nila      
Kepiting
Ikan mas
Gurami
Ikan mujair
Ikan tongkol

2.      Catat perbedaan :
Ikan gurami : ikan mas : ikan mujair
Ikan tongkol : ikan tenggiri
3.      Bersihkan dan catat berat yang dapat di makan

No
Nama Ikan
Berat
1
Cumi cumi
20 gr
2
Ikan asin
75 gr
3
Ikan Tenggiri
40 gr
4
Kerang
5 gr
5
Udang
50 gr
6
Ikan Nila
50 gr
7
Ikan Mas
120 gr
8
Kepiting
105 gr
9
Ikan Tongkol
50 gr
10
Ikan Gurame
55 gr
11
Ikan Mujair
25 gr
12
Sarden
20 gr


4.      Uji Eber
potongan daging di tusuk pada kawat dan di beri larutan eber dan ujung kawat di beri gabus untuk menutupi tabung.

Ada gas (+)

5.      Uji Postma
Cumi-cumi dipotong


Potongan cumi di haluskan

Cumi yang sudah di haluskan disaring


timbang MgO 0.1 gr dan di masukkan ke dalam saringan ikan yang sudah di haluskan


lihat perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru


6.      Uji H2S
Potongan daging cumi – cumi  ditutupi kertas sarig dan di tetesi dengan larutanPb asetat dan d tutupi dengan cawan petri. Jika terjadi warna coklat maka terjadi pembusukan.

Kesimpulan                 : Untuk mengetahui pembusukan ikan kita bisa melakukan pengamatan subyektif dan objektif seperti
1.      Pengamatan Subyektif
No
Warna
Cerah
Agak pudar
Pudar
Pucat/putih
1
Mata
Mata jernih, cembung
Warna gelap, cembung
Warna keputihan
putih
2
Kulit
Sedikit berlendie
Berlendir
Berlendir
Berlendir banyak
3
Tekstur
Kenyal
Kehilangan sifat kenyal
Lunak
Lunak
4
Sisik
Melekat kuat
Agak mudah lepas
Mudah lepas
Mudah lepas
5
Insang
Merah cerah
Agak pudar
Pudar
Putih
6
Aroma
Khas (segar)
Netral
Bau asam
Busuk
7
Mutu
1
2
3
4







2.      Pengamatan objektif
·         Eber
·         Uji postma
·         Uji H2S

Daftar Pustaka                        :
Daftar Pustaka       :
·         Ayustaningwarno Fitriyono,S.Tp,M.Si,2010.Ilmu Pengetahuan Pangan.Bandung:Alfabrta,CV.
·         Buckle,K.A, 2009.Ilmu Pangan.Jakarta:UI Press
·         Buku “Pedoman Pendidikan Ilmu Pangan Dasar 2013




 Padang, 30 November 2013
            Pembimbing Pratikum                                                Pembuat Laporan



            (                                    )                                                          ( Muharlika Elsa Putri )
                                                                                                NIM : 132110168


LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
PEMILIHAN IKAN DAN PERAIRAN LAINNYA SERTA HASIL OLAH BERDASARKAN STANDAR MUTU
“ IKAN DAN HASIL PERAIRAN LAINNYA ’’

profile_F0D18E0E-ED66-47F1-BFAD-B325AB249C80

Oleh :
GOLONGAN 11
KELAS 1B
1.     FRISTA PUTRI MAIRILLA          (132110160)
2.     MUHARLIKA ELSA PUTRI         (132110168)
3.    SRI ELSI JUNIZAR                      (132110179)




KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG
2013



LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
Judul                            : Pemilihan ikan dan hasil perairan lainnya berdasarkan hasil olahannya berdasarkan standar mutu
Topik                           : Ikan dan hasil perairan
Praktek ke / gol           : 4 / 11
Hari / tanggal                         : selasa / 19 November 2013
Tujuan                         :
·         Menetukan persamaan dan perbedaan jenis ikan dan hasil perairan berdasarkan ciri yang ada
·         Menentukan persamaan dan perbedaan hasil ikan dan hasil perairan berdasarkan ciri yang ada
·         Menentukan mutu ikan dan hasil perairan
Tinjauan pustaka         :
Bahan                          :
1.      Ikan gurami
2.      Kepiting
3.      Ikan tongkol
4.      Ikan tenggiri
5.      Udang
6.      Ikan mujair
7.      Sarden
8.      Ikan asin
9.      Ikan mas
10.  Cumi –cumi
11.  Kerang
12.  Ikan nila
Alat                              :
·         Tabung reaksi
·         Gabus
·         Kawat
·         Pipet tetes
·         Karet penghisap
·         Cawan petri
·         Gelas kimia
·         Blender
·         Penangas air
·         Kertas lakmus merah
·         Kertas saring
Prosedur pratikum      :
1.      Catat cirri masing-masing dilihat dari berat, warna, bau, kulit, sisik, sirip, insang dan mata serta mandingkan dengan cirri ikan segar

2.      Catat perbedaan
Ikan gurami : ikan mas : ikan mujair
Ikan tongko : ikan tenggiri

3.      Bersihkan dan catat berta yang dapat dimakan.

4.      Lakukan uji eber
Bahan :
-          Reagen Eber (campur HCL pekat : alcohol 90% : ether = 1: 1: 1)
Alat : tabung reaksi, penyumbat gabus, kawat, pipet 5ml, karet penghisap
Cara kerja :
Buat larutan Eeber yang terdiri dari campuran HCL pekat, alcohol 90% dan eter dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Isi tabung reaksi dengan larutan Eber sebanyak 3-5 ml. iriss daging kira-kira sebesar kacang tanah dan tusukan pada ujung kawat dan pada ujung kawat yang lainnya tusukan pada penyumbat gabus. Masukan daging ikan yang sudah di tusuk ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Eber dan ujung kawat lain dengan penyumbat gabus di tutupkan pada mulut tabunng. Terbentunya gas berwarnaputih didalam tabung menunjukan adanya gas NH3 hasil pembusukan (bila ada gas beri tanda ( + )

5.      Kriteria Penilaian Kesegara Ikan
No
Warna
Cerah
Agak pudar
Pudar
Pucat/putih
1
Mata
Mata jernih, cembung
Warna gelap, cembung
Warna keputihan
putih
2
Kulit
Sedikit berlendie
Berlendir
Berlendir
Berlendir banyak
3
Tekstur
Kenyal
Kehilangan sifat kenyal
Lunak
Lunak
4
Sisik
Melekat kuat
Agak mudah lepas
Mudah lepas
Mudah lepas
5
Insang
Merah cerah
Agak pudar
Pudar
Putih
6
Aroma
Khas (segar)
Netral
Bau asam
Busuk
7
Mutu
1
2
3
4

6.      Lakukan uji postma
Bahan kimia : MgO
Alat :
Cawan petri diameter 100 mm, gelas kimia 250 ml, blender, penangas air, kertas lakmus merah dan kertas saring
Cara kerja :
Hancurkan daging ikan dalam blender dengan menambahkan air 10 kali berat ikan, kemudakan saring. Tempelkan kertas lakmus merah pada bagian dalam tutup cawan petri. Letakkan cawan petri bagian bawah dalam penangas air bersuhu 50-60’C. masukkan 10 ml fitrat ke dalam cawan petri dann tambahkan MgO 0, gr dan cawan segera ditutup. Jika terjadi perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru menandakan adanya gas NH3 hasil pembusukan (bila berubah warna beri tanda +).

7.      Lakukan uji H2S
Bahan kimia : larutan Pb asetat 10%
Alat : cawan petri, kertas saring dan pipet tetes
Cara kerja : iris daging sebesar kacang tanah dan letakkan pada cawan petri. Daging ikan di tutup dengan kertas dan ditetesi dengan larutan Pb asetat 10%. Cawan petri ditutup dengan sedikit terbuka. Terbentuknya warna coklat pada bekas tetesan Pb asetat menunjukan adanya gasH2S hasil pembusukan (bila timbul warna coklat beri tanda +)

Cara Kerja                   :
1.      Catat ciri masing – masing dilihat dari berat, warna, bau, kulit, sisi, sirip, insang dan mata dan bandingkan dengan ciri ikan segar
No
Nama Ikan
Berat
Warna
Bau
Kulit
Sisik
Sirip
Insang
Mata
1.
Cumi – cumi
25 gr
Putih agak kemerahan
Amis
Berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih  cembung
2.
Ikan Asin
75 gr
Abu coklat putih
Tidak berbau asam
Tidak berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Tidak ada
Tidak berlendir
3.
Ikan Tenggiri
40 gr
Abu abu
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Susah lepas
Merah cerah
Gelap cembung
4.
Kerang
25 gr
Coklat kekuningan
Amis
Tidak berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak jernih
5.
Udang
10 gr
Orange keputihan
amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Cembung
6.
Ikan Nila
80 gr
Abu abu
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat Kuat
Merah cerah
Jernih cembung
7.
Ikan Mas
180 gr
Orange
Amis
Banyak lendir
Melekat kuat
Melekat  Kuat
Merah cerah
Jernih cembung
8.
Kepiting
120 gr
Hitam
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Gelap cembung
9.
Ikan Tongkol
55 gr
Pucat
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Melekat kuat
Merah cerah
Jernih Cembung
10.
Ikan Gurame
75 gr
Merah
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Merah  cerah
Ada
11.
Sarden
20 gr
Hitam pucat putih
Amis
Sedikit berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
12
Ikan Mujair
40 gr
Hitam kekuningan
Amis
Sedikit berlendir
Melekat kuat
Melekat kuat
Merah cerah
Jernih cembung


        
Cumi – Cumi                                                   Ikan Asin

                                                                       

     
Ikan Tenggiri                                                   Kerang

                                                           
                                 Udang                                                 Ikan Nila

                       Kepiting                                                          Ikan Tongkol



           
Ikan Gurami                                                    ikan Mujair
                        Sarden                         Ikan Mas
Cumi-cumi
Ikan asin
Ikan tenggiri
Kerang
Ikan nila      
Kepiting
Ikan mas
Gurami
Ikan mujair
Ikan tongkol

2.      Catat perbedaan :
Ikan gurami : ikan mas : ikan mujair
Ikan tongkol : ikan tenggiri
3.      Bersihkan dan catat berat yang dapat di makan

No
Nama Ikan
Berat
1
Cumi cumi
20 gr
2
Ikan asin
75 gr
3
Ikan Tenggiri
40 gr
4
Kerang
5 gr
5
Udang
50 gr
6
Ikan Nila
50 gr
7
Ikan Mas
120 gr
8
Kepiting
105 gr
9
Ikan Tongkol
50 gr
10
Ikan Gurame
55 gr
11
Ikan Mujair
25 gr
12
Sarden
20 gr


4.      Uji Eber
potongan daging di tusuk pada kawat dan di beri larutan eber dan ujung kawat di beri gabus untuk menutupi tabung.

Ada gas (+)

5.      Uji Postma
Cumi-cumi dipotong


Potongan cumi di haluskan

Cumi yang sudah di haluskan disaring


timbang MgO 0.1 gr dan di masukkan ke dalam saringan ikan yang sudah di haluskan


lihat perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru


6.      Uji H2S
Potongan daging cumi – cumi  ditutupi kertas sarig dan di tetesi dengan larutanPb asetat dan d tutupi dengan cawan petri. Jika terjadi warna coklat maka terjadi pembusukan.

Kesimpulan                 : Untuk mengetahui pembusukan ikan kita bisa melakukan pengamatan subyektif dan objektif seperti
1.      Pengamatan Subyektif
No
Warna
Cerah
Agak pudar
Pudar
Pucat/putih
1
Mata
Mata jernih, cembung
Warna gelap, cembung
Warna keputihan
putih
2
Kulit
Sedikit berlendie
Berlendir
Berlendir
Berlendir banyak
3
Tekstur
Kenyal
Kehilangan sifat kenyal
Lunak
Lunak
4
Sisik
Melekat kuat
Agak mudah lepas
Mudah lepas
Mudah lepas
5
Insang
Merah cerah
Agak pudar
Pudar
Putih
6
Aroma
Khas (segar)
Netral
Bau asam
Busuk
7
Mutu
1
2
3
4







2.      Pengamatan objektif
·         Eber
·         Uji postma
·         Uji H2S

Daftar Pustaka                        :
Daftar Pustaka       :
·         Ayustaningwarno Fitriyono,S.Tp,M.Si,2010.Ilmu Pengetahuan Pangan.Bandung:Alfabrta,CV.
·         Buckle,K.A, 2009.Ilmu Pangan.Jakarta:UI Press
·         Buku “Pedoman Pendidikan Ilmu Pangan Dasar 2013




 Padang, 30 November 2013
            Pembimbing Pratikum                                                Pembuat Laporan



            (                                    )                                                          ( Muharlika Elsa Putri )
                                                                                                NIM : 132110168